Negara yang Memihak Kaum Kapitalis Penindas
Selain itu, kebijakan-kebijakan yang terintervensi, membuat negara tak lebih tak kurang, hanya berperan sebagai mandor dari kekuatan kapitalisme tersebut. Seperti adanya UU tentang penanaman modal (PM) yang berpihak pada kepentingan pemiliki modal adalah salah satu buktinya. Sebelum itu, kita telah dicekoki pula dengan kebijakan-kebijakan lain yang menggadaikan SDA negeri ini.
Kebijakan-kebijakan yang benar-benar membawa Indonesia ke dalam gerbang kapitalisme itu tidak lahir dengan sendirinya, tapi lahir dari intervensi kekuatan modal para kapitalis tersebut, termasuk melalui jeratan hutang luar negeri dan penanaman modal yang tidak terkendali. Sehingga di atas kekuasaan negara, dibayangi dengan kekuasaan yang lebih tinggi, yakni kekuasaan para pemilik modal.
Akibatnya, dapat terlihat, bagaimana kekuatan tersebut mengacak-acak sendi-sendi ekonomi rakyat, dimarginalkannya hak-hak politik rakyat, ditindasnya hak-hak sosial-ekonomi, dijajahnya secara sosial-budaya dan sebagainya. Sehingga, konsekuensinya adalah yang kaya semakin makmur, yang miskin semakin lebur. Kesejahteraan hanya milik rezim kapitalis tersebut.
Bagi rakyat, kemiskinan, pendidikan mahal, kesehatan tidak terjamin, penggusuran paksa, dan segala macam bentuk penindasan lainnya.
Indonesia memang telah lama merdeka, namun kondisi rakyat masih terjerembab di lubang kemiskinan dan praktek penindasan. Kemandirian sebagai bangsa tidak dirasakan, yang ada adalah ketergantungan, karena akar kapitalisme di Indonesia semakin menancap kuat. Dengan pola seperti itu, rakyat jelas hanya diperlakukan seperti sapi perahan bagi kepentingan, kesejahteraan dan kekuasaan serakah kaum kapitalis.
Pernah kita tentang pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan, namun apakah itu pernah menjadi suatu kebijakan konkret pemerintah? Ternyata tidak. Karena apa? Karena pola pikir kapitalistik telah begitu kuat menancap dan tidak adanya keberanian untuk melepaskan diri dari posisi sebagai kacung kaum imperialis.
Sekarang, mana tanah negeri ini yang sudah terbebas dari virus kapitalisme tersebut? Semuanya seperti etalase barang dagangan yang siap diperjualbelikan. Dengan modal yang punya kuasa, rakyat negeri hanya bisa menjadi kuli.
Kekuatan modal telah meruntuhkan kedaulatan negeri ini secara politik. Kekuatan modal mampu mengintervensi kebijakan-kebijakan politik pemerintah negeri ini sehingga perubahan peta konstelasi politik nasional adalah hasil dari intervensi modal, dimana kekuatan politik yang mengakomodir kepentingan modal internasional-lah yang memenangkan pertarungan politik.
Negeri ini memang tidak punya kedaulatan, malah kekayaan sumber daya yang ada tidak mampu menjadikan negeri ini berdikari. Sehingga kekayaan tersebut dinikmati oleh kaum kapitalis saja. Tak heran, dengan buaian modal dan keuntungan yang bisa masuk ke kantong pribadi, para penguasa negeri ini rela mengkhianati rakyatnya dengan menjual aset-aset nasional kepada pemilik modal asing.
Sekarang dapat kita lihat aksi-aksi nyata para pemodal kapitalis itu, menghisap keuntungan di negeri kaya raya ini. Lihatlah bagaimana mereka mereguk keuntungan dari hasil bumi kita, lihatlah mereka mereguk keuntungan dan miliaran dollar dari Blok Cepu, perpanjangan kontrak Freeport, dan sebagainya. Sedangkan apa yang didapat rakyat, hanya dapat sampah!
Ditambah lagi masalah-masalah yang muncul akibat berlangsungnya ekspansi modal, rakyat digusur secara paksa dari tanahnya sendiri, tanah yang telah didiami sejak dari zaman nenek moyangnya secara turun temurun.
Siapa yang sejahtera? Yang sejahtera adalah pemodal kapitalis, kemudian penguasa zalim dan antek-anteknya! Bukan rakyat! Jika hal ini terus terjadi, kepada siapa lagi rakyat akan percaya? Kepada negarakah? Apakah kita harus percaya kepada negara yang berselingkuh dengan kaum kapitalis untuk menindas rakyatnya sendiri!?
Inilah praktek penjajahan gaya baru tersebut. Praktek nyata dari penindasan yang harus dilawan!
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?ID=9711
0 komentar:
Posting Komentar